Jumat, 04 Mei 2012

Perceraian dalam hukum islam atas Perkawinan di Luar Negri


Kasus:
Perawinan dilaksanakan  di Luar Negeri,  kemudian  suami  istri kembali ke  lndonesia,  sedangkan akta  perkawinan masih belum didaftarkan  di  lndonesia.

Solusi:
Pertama-tama  kami  sampaikan bahwa perkawinan  Anda di Luar Negeri  tetap ada, walaupun belum didaftarkan.  Pasal 56 ayat (2) UU Nomor  1 Tahun  I 974 menentukan bahwa  dalam waktu satu  tahun setelah  suami  istri yang melangsungkan perkawinan di  luar Indonesia  kembali  ke wilayah  Indonesia, surat bukti perkawinan mereka harus didaftarkan  ke Kantor Pencatatan  Perkawinan  tempat tinggal mereka.

Sedangkan pasal 37 ayat  (4) UU Nomor 23 Tahun 2006  tentang Administrasi  Kependudukan,  mengatur  bahwa pencatatan perkawinan Warga Negara  Indonesia  di luar wilayah  Indonesia dilaporLan  oleh yang bersangkutan  kepada  Instansi  Pelaksana di  tempat tinggalnya paling  larnbat 30 (tiga puluh) hari  sejak yang bersangkutan kembali  Le Indonesia. Dalam  hal ini, karena  perkawinan dilangsungkan  berdasarkan hukum islam, maka pelaporan/pendaftaran  dapat  dilakukan  ke Kantor Urusan Agama  (KUA) setempat.

Sebagai  tambahan, apabila perkawinan  tidak  dilargsungkan  berdasarkan hukum Islam, bukti perkawlnan didaftarkan  di Kantor Catatan Sipil.

Sanksi atas keterlambatan pendaftar  adalah  sanksi administratif  berupa denda,  yang besarnya maksimal 1 juta rupiah  (pasal  90 UU No. 23 Tahun 2006).  Pasal 45 ayat(2) huruf f Perpres No, 25 Tahun  2008 menentukan  bahwa denda administratif dikenakan atas keterlarnbatan  pelaporan perkawinan  di luar wilayah  Indonesia setelah kembali ke Indonesia. Denda administratif  ini diatur dalam Peraturan Daerah  setempat  (pasa1  107 Perpres No,  25 Tahun 2008).

Mengenai perceraian, dapat dilakukan  karena dalam hal ini tetap ada perkawinan. Pemohonan perceraian atau  gugatan perceraian  atas perkawinan  yang dilangsurgkan  di luar Negeri  berdasarkan hukum  Islam  tapi bukti perkawinannya belum  pernah  dilaporkan/didaftaikan  pada KUA setempat  di Indonesia,  diajukan  ke Pengadilan Agama Jakatta Pusat.  Permohonan perceraian atau gugatan  perceraian  atas perkawinan yang dilangsungkan di Luar Negeri berdasarkan hukum Islam dan bukti perkawinannya  telah  dilaporkan/didaftarkan pada KUA  setempat  di Indonesia,  diajukan Lepada  Pengadilan Agama wilayah KUA di mana bukti perkawinan  telah dilaporkan.

Informasi lebih lanjut, kunjungi MasalahPerceraian.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar